Senin, 10 Januari 2011

Sejarah Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Periode Kepemimpinannya
No Nama Awal Menjabat
Akhir Menjabat
1 KH Ahmad Dahlan 1912 1923
2 KH Ibrahim 1923 1932
3 KH Hisyam 1932 1936
5 KH Mas Mansur 1936 1942
6 Ki Bagoes Hadikoesoemo 1942 1953
7 Buya AR Sutan Mansur 1953 1959
8 HM Yunus Anis 1959 1962
9 KH Ahmad Badawi 1962 1968
10 KH Faqih Usman 1968 1971
11 KH AR Fakhruddin 1971 1990
12 KHA Azhar Basyir 1990 1995
13 Amien Rais 1995 2000
14 Syafii Ma'arif 2000 2005
15 Din Syamsuddin 2005 sekaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Firman Pimpin Ketum Pemuda Muhammadiyah Kalbar

Firman Pimpin Ketum Pemuda Muhammadiyah Kalbar
Hasil Pemilihan Suara Terbanyak Muswil Pemuda Muhammadiyah Kalbar yang dilaksanakan di Hotel Mercure Sabtu (26/2) sampai Minggu (27/2) kemarin, berjalan dengan lancar dan sukses. dari hasli Muswil tersebut tepilih saudara Firman, S.Pd.i sebagai Ketua umum Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat dengan memperoleh 34 suara terbanyak dan suara terbanyak kedua saudara Samsul Hidayat, MA dengan perolehan suara 19. Semoga Ketua terpilih dapat m,embawah marwah Pemuda Muhammadiyah kepada titahnya dan leboh maju dari pengurus yang sesudahnya. amin

SP2WB

SP2WB
Hotel Megah Angrek Jakarta Pusat

Muhammadiyah Kalbar

Ahmad Zais Pimpin Muhammadiyah Kalbar PONTIANAK - Ahmad Zais terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Barat periode 2010 - 2015 dalam Musyawarah Wilayah XIII organisasi persyarikatan tersebut. Sekretaris Panitia Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah Kalbar Ahmad Zaini di Pontianak, Minggu (2/1/2011) mengatakan, Ahmad Zais dipilih hasil dari musyawarah 12 pengurus lainnya yang mendapat suara terbanyak oleh peserta. "Kebetulan, beliau juga mendapat suara terbanyak dari peserta," kata dia. Ahmad Zais yang juga dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak itu mendapat 129 suara. Sedangkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar sebelumnya, Pabali Musa, mendapat suara terbanyak kedua. Pengurus lainnya yakni Oscar Primadi, Ikhsanuddin, Untad Darmawan, Abdussamad, M Haitami Salim, Nursyam Ibrahim, Wasilun, Chandra Hasan, Wasli Syafiie, Hamka Siregar dan Milwani Hamid. Ahmad Zaini mengatakan, setelah mendapat pengesahan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, selanjutnya pengurus wilayah akan menetapkan pembantu-pembantu pimpinan atau majelis. "Biasanya satu bulan, pengesahan dari Pusat sudah keluar," kata Ahmad Zaini. Ke-13 nama tersebut merupakan suara terbanyak dari 39 orang yang lolos dalam seleksi sebelumnya. Setidaknya ada tujuh isu strategis yang dibahas di Muswil XIII Muhammadiyah Kalbar. Di antaranya tentang pemberantasan korupsi, penegakan hukum, pembalakan liar, tenaga kerja dan perdagangan manusia. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin saat membuka Muswil, Jumat (31/12/2010) mengatakan, Muhammadiyah sudah sejak lama berjuang untuk bangsa dan negara. Bahkan, lanjut dia, melalui bidang pendidikan Muhammadiyah telah membantu pemerintah karena seharusnya sektor tersebut menjadi kewajiban pemerintah.

AKTIVITAS SAYA

DENGERIN LETTO

TOKO BUKU

JUMLAH PENGUNJUNG

TINGGALKAN KOMENTAR

Template by - Tajudin, S.Pd.I - 2010 - Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Landak